II. LANDASAN-KERJA
MELANJUTKAN PEMBANGUNAN
Kembali
sekarang sebentar kepada Amanat "Ambeg Parama-Arta"
tersebut tadi
itu. Amanat itu kemudian disusul dengan amanat saya "Berdikari" pada
pembukaan Sidang Umum MPRS ke-lll pada tanggal 11 April 1965, di mana dengan
tegas saya tekankan tiga hal:
1. Trisakti.
Pertama :
Bahwa Revolusi kita
mengejar suatu Idee Besar, yakni melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat; Amanat
Penderitaan Rakyat seluruhnya, seluruh rakyat sebulat-bulatnya.
Kedua :
Bahwa Revolusi kita
berjoang mengemban Amanat Penderitaan Rakyat itu dalam persatuan dan kesatuan
yang bulat menyeluruh
dan hendaknya jangan sampai watak Agung Revolusi kita, diselewengkan sehingga
mengalami dekadensi yang hanya mementingkan golongannya sendiri saja, atau
hanya sebagian dari Ampera saja!
Ketiga :
Bahwa kita dalam
melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat itu tetap dan tegap berpijak dengan
kokoh-kuat atas landasan Trisakti, yaitu berdaulat dan bebas dalam politik,
berkepribadian dalam kebudayaan dan berdikari dalam ekonomi; sekali lagi
berdikari dalam ekonomi!
Saya sangat
gembira sekali, bahwa Amanat-amanat saya itu dulu, baik "Ambeg Parama Arta", maupun
"Berdikari" telaK Saudara-saudara tetapkan sebagai landasan kerja dan pedoman
pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana untuk masa 3 tahun yang akan datang,
yaitu sisa jangka waktu tahapan pertama mulai tahun 1966 s/d 1968 dengan landasan
"Berdikari di atas Kaki Sendiri" dalam ekonomi.
Ini berarti,
bahwa Lembaga Tertinggi dalam Negara kita, Lembaga Tertinggi dari Revolusi
kita, Lembaga Negara Tertinggi yang menurut kemurnian jiwa dan aksaranya UUD Proklamasi kita adalah
penjelmaan kedaulatan Rakyat, membenarkan Amanat-amanat saya itu. Dan tidak
hanya membenarkan saja, melainkan juga menjadikannya sebagai landasan kerja serta pedoman bagi
kita semua, ya bagi
Presiden/Mandataris MPRS/Perdana Menteri ya, bagi MPRS sendiri, ya bagi DPA, ya
bagi DPR, ya bagi Kabinet, ya bagi parpol-parpol dan ormas-ormas, ya bagi ABRI,
dan bagi seluruh Rakyat kita dari Sabang sampai Merauke, dalam mengemban
bersama Amanat Penderitaan Rakyat. Memang, di dalam situasi nasional dan
internasional dewasa ini, maka Trisakti kita, yaitu berdaulat dan bebas dalam
politik, berkepribadian dalam kebudayaan, berdikari di bidang ekonomi, adalah
senjata yang paling ampuh di tangan seluruh rakyat kita, di tangan prajurit-prajurit Revolusi kita,
untuk menyelesaikan Revolusi Nasional kita yang maha dahsyat sekarang ini.
2. Rencana
Ekonomi Perjoeangan.
Terutama
prinsip Berdikari di bidang ekonomi! Sebab dalam keadaan perekonomian
bagaimanapun sulitnya, saya minta jangan dilepaskan jiwa
"self-reliance" ini, jiwa percaya kepada kekuatan diri sendiri, jiwa self-help
atau jiwa berdikari. Karenanya, maka dalam melaksanakan Ketetapan-ketetapan
MPRS No.V dan Vl tahun 1965 yang lalu, saya telah meminta Bappenas dengan
bantuan dan kerja sama dengan Muppenas, untuk menyusun garis-garis lebih lanjut
daripada Pola Ekonomi Perjoar gan seperti yang telah saya canangkan dalam
Amanat Berdikari tahun yang lalu. Garis-garis Ekonomi Perjoeangan tersebut
telah selesai, dan saya lampirkan bersama ini Ikhtisar Tahunan tentang
pelaksanaan Ketetapan MPRS No.II/MPRS/1960.
Di dalamnya
Saudara-saudara akan memperoleh gambaran tentang Strategi Umum Pembangunan 2
tahun 1966-1968, yaitu Pra syarat Pembangunan, dan pola Pembiayaan tahun 1966 s/d 1968 melalui
Rencana Anggaran 3 tahun.
3.
Pengertian Berdikari.
Khusus
mengenai Prinsip Berdikari ingin saya tekankan apa yang" telah saya
nyatakan dalam pidato Proklamasi 17 Agustus 1965, yaitu pidato Takari, bahwa
berdikari tidak berarti mengurangi, melainkan memperluas kerjasama
internasional, terutama antara semua negara yang baru merdeka. Yang ditolak
oleh Berdikari adalah ketergantungan kepada imperialis, bukan kerja sama yang
sama derajat dan saling
menguntungkan.
Dan di dalam
Rencana Ekonomi Perjoangan yang saya sampaikan bersama ini, maka
Saudara-saudara dapat membaca bahwa: "Berdikari bukan saja tujuan, tetapi
yang tidak kurang pentingnya harus merupakan prinsip dari cara kita mencapai
tujuan itu, prinsip untuk melaksanakan Pembangunan dengan tidak menyandarkan
diri kepada bantuan negara atau bangsa lain.
Adalah
jelas, bahwa tidak menyandarkan diri tidak berarti bahwa kita tidak mau kerja
sama berdasarkan sama derajat dan saling menguntungkan." Dalam rangka pengertian politik
Berdikari demikian inilah, kita harus menanggulangi kesulitan-kesulitan di
bidang Ekubang kita dewasa ini, baik yang hubungan dengan inflasi maupun yang
hubungan dengan pembayaran hutang-hutang luar negeri kita.
Bagi anda yang berminat dengan permainan
kartu online berbayar yang dapat dipercaya, silahkan klik link situs kami di judi
bola online dan daftar menjadi member kami sekarang juga, maka
anda akan mendapatkan fasilitas dan bonus. Layanan kami ini di dukung dengan
fasilitas chat yang selalu siap melayani dan menemani anda selama 24 jam penuh.
No comments:
Post a Comment