III. HUBUNGAN POLITIK DAN EKONOMI
Masalah
Ekubang tidak dapat dilepaskan dari masalah politik,
malahan harus didasarkan
atas Manifesto Politik kita. Dekon kita pun adalah Manipohdi bidang ekonomi,
atau dengan lain perkataan "political-economy" nya pembangunan kita.
Dekon merupakan strategi-umum, dan strategi-umum di bidang pembangunan 3 tahun
di depan kita, yaitu tahun 1966-1968, didasarkan atas pemeliharaan hubungan
yang tepat antara keperluan untuk melaksanakan tugas politik dan tugas ekonomi.
Demikianlah tugas politik-keamanan kita, politik-pertahanan kita, politik
dalam-negeri kita, politik luar-negeri kita dan sebagainya.
IV. DETAIL KE-DPR
Detail dari
tugas-tugas ini kiranya tidak perlu diperbincangkan dalam Sidang Umum MPRS,
karena tugas MPRS ialah menyangkut garis-garis besarnya saja.
Detailnya seyogyanya ditentukan oleh Pemerintah bersama-sama dengan DPR, dalam
rangka pemurnian pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945.
V. TETAP DEMOKRASI TERPIMPIN
Sekalipun
demikian perlu saya peringatkan di sini, bahwa Undang Undang Dasar 1945
memungkinkan Mandataris MPRS bertindak lekas dan tepat dalam keadaan darurat
demi keselamatan Negara, Rakyat dan Revolusi kita. Dan sejak Dekrit 5 Juli 1959
dulu itu, Revolusi kita terus meningkat dan bergerak cepat, yang mau tidak mau mengharuskan semua
Lembaga-lembaga Demokrasi kita untuk bergerak cepat pula tanpa menyelewengkan
Demokrasi Terpimpin kita ke arah Demokrasi Liberal.
VI. MERINTIS JALAN KE ARAH PEMURNIAN PELAKSANAAN UUD 1945
Dalam rangka
merintis jalan ke arah kemurnian pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 itulah,
saya dengan surat saya tertanggal 4 Mei 1966 kepada Pimpinan DPRGR memajukan:
a. RUU
Penyusunan MPR, DPR dan DPRD.
b. RUU
Pemilihan Umum.
c. Penetapan
Presiden No.3 tahun 1959 jo.
Penetapan
Presiden No.3 tahun 1966 untuk diubah menjadi Undang-Undang supaya DPA dapat
ditetapkan menurut pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.
VII. WEWENANG MPR DAN MPRS
Tidak lain
harapan saya ialah hendaknya MPRS dalam rangka pemurnian pelaksanaan
Undang-Undang Dasar 1945 itu menyadari apa tugas dan fungsinya, juga dalam
hubungan persamaan dan
perbedaannya dengan MPR hasil pemilihan
umum nanti.
Wewenang MPR
selaku pelaksanaan kedaulatan Rakyat adalah menetapkan Undang-Undang Dasar dan
garis-garis besar daripada haluan Negara (pasal 3 UUD), serta memilih Presiden
dan Wakil Presiden (pasal 6 UUD ayat 2). Undang-Undang Dasar serta garis-garis
besar haluan Negara telah kita tentukan bersama, yaitu Undang-Undang Dasar
Proklamasi 1945 dan Manipol/Usdek.
VIII. KEDUDUKAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Undang Undang Dasar 1945 itu
menyebut pemilihan jabatan Presiden dan Wakil Presiden, masa jabatannya serta
isi sumpahnya dalam satu
nafas, yang tegas bertujuan agar terjamin kesatuan pandangan, kesatuan pendapat, kesatuan pikiran dan kesatuan tindak antara Presiden
dan Wakil Presiden, yang membantu Presiden (pasal 4 ayat 2 UUD).
Dalam pada
itu, Presiden memegang dan menjalankan tugas, wewenang dan kekuasaan Negara
serta Pemerintahan. (pasal 4, 5, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, ayat 2). Jiwa
kesatuan antara kedua pejabat Negara ini, serta pembagian tugas dan wewenang
seperti yang ditentukan dalam Undang-Undang Dasar 1945 hendaknya kita sadari
sepenuhnya.
IX. PENUTUP
Demikian
pula hendaknya kita semua, di luar dan di dalam MPRS menyadari sepenuhnya
perbedaan dan persamaannya antara MPRS sekarang, dengan MPR hasil pemilihan umum yang akan datang,
agar supaya benar-benar kemurnian pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 dapat kita rintis bersama, sambil membuka
lembaran baru dalam sejarah kelanjutan Revolusi Pancasila kita. Demikianlah
Saudara-saudara, teks laporan progres saya kepada MPRS.
lzinkanlah
saya sekarang mengucapkan beberapa patah kata pribadi kepada Saudara-saudara, terutama
sekali mengenai pribadi saya. Lebih dahulu tentang hal laporan progres ini.
Laporan progres itu saya simpulkan dalam sembilan pasal, sembilan golongan,
sembilan point.
Maka oleh
karena itu saya ingin memberi judul kepada amanat saya tadi itu. Sebagaimana
biasa saya memberi judul kepada pidato-pidato saya, ada yang bernama Resopim,
ada yang bernama Gesuri dan lain-lain sebagainya.
Amanat saya
ini, saya beri judul apa? Sembilan perkara, pokok, pokok, pokok, pokok, saya
tuliskan di dalam Amanat ini. Karena itu saya ingin memberi nama kepada Amanat
ini, kepada pidato ini "Pidato Sembilan Pokok".
Sembilan, ya
sembilan apa? Kita itu biasa memakai bahasa Sanskrit kalau memberi nama kepada
amanat-amanat, bahkan kita sering memakai perkataan Dwi, Tri, Tri Sakti,
dua-duanya perkataan Sanskrit. Catur Pra Setia, catur-empat setia, kesetiaan,
Panca Azimat, Panca adalah lima. Ini sembilan pokok; ini saya namakan apa?
Sembilan di dalam bahasa Sanskrit adalah "Nawa".
Eka, Dwi,
Tri, Catur, Panca, enam-yam, tujuh-sapta, delapan-hasta, sembilan-nawa,
sepuluh-dasa. Jadi saya mau beri nama dengan perkataan "Nawa".
"Nawa" apa? Ya, karena saya tulis, saya mau beri nama "NAWA
AKSARA", dus "NAWA iAKSARA" atau kalau mau disingkatkan "NAWAKSARA".
Tadinya ada
orang yang mengusulkan diberi nama "Sembilan Ucapan Presiden".
"NAWA SABDA". Nanti kalau saya kasih nama Nawa Sabda, ada saja yang
salah-salah berkata: "Uh, uh, Presiden bersabda". Sabda itu seperti
raja bersabda. Tidak, saya tidak mau memakai perkataan "sabda" itu,
saya mau memakai perkataan "Aksara"; bukan dalam arti tulisan, jadi
ada aksara latin, ada aksara Belanda dan sebagainya.
NAWA AKSARA
atau NAWAKSARA, itu judul yang saya berikan kepada pidato ini. Saya minta
wartawan-wartawan mengumumkan hal ini, bahwa pidato Presiden dinamakan oleh
Presiden NAWAKSARA.
Kemudian
saya mau menyampaikan beberapa patah kata mengenai diri saya sendiri.
Saudara-saudara semua mengetahui, bahwa tatkala saya masih muda, masih amat
muda sekali, bahwa saya miskin dan oleh karena saya miskin, maka demikianlah
saya sering ucapkan: "Saya tinggalkan this material world. Dunia jasmani
sekarang ini laksana saya tinggalkan, karena dunia jasmani ini tidak memberi
hiburan dan kepuasan kepada saya, oleh karena saya miskin."
Maka saya
meninggalkan dunia jasmani ini dan saya masuk katagori dalam pidato dan
keterangan-keterangan yang sering masuk ke dalam world of the mind. Saya
meninggalkan dunia yang material ini, saya masuk di dalam world of the mind.
Dunianya alam cipta, dunia khayal, dunia pikiran. Dan telah sering saya
katakan, bahwa di dalam wolrd of the mind itu, di situ saya berjumpa dengan
orang-orang besar dari segala bangsa dan segala negara.
Di dalam
world of the mind itu saya berjumpa dengan nabi-nabi besar; di dalam world of
the mind itusaya berjumpa dengan ahli falsafah, ahli falsafah besar. Di dalam
world of the mind itu saya berjumpa dengan pemimpin-pemimpin bangsa yang besar,
dan di dalam world of the mind itu saya berjumpa dengan pejuang-pejuang
kemerdekaan yang berkaliber besar.
Saya
berjumpa denganorang-orang besar ini, tegasnya, jelasnya dari membaca
buku-buku. Salah satu pemimpin besar daripada sesuatu bangsa yang berjuang
untuk kemerdekaan, ia mengucapkan kalimat sebagai berikut:
"The
cause of freedom is a deathless cause. The cause of freedom is a deathless
cause. Perjuangan untuk kemerdekaan adalah satu perjuangan yang tidak mengenal
mati. The cause of freedom is a deathless cause. Sesudah saya baca kalimat itu
dan renungkan kalimat itu, bukan saja saya tertarik kepada cause of freedom
daripada bangsa saya sendiri dan bukan saja saya tertarik pada cause of freedom
daripada seluruh umat manusia di dunia ini, tetapi saya, karena tertarik kepada
cause of freedom ini saya menyumbangkan diriku kepada deathless cause ini,
deathless cause of my own people, deathless cause of all people on this. Dan
lantas saya mendapat keyakinan, bukan saja the cause of freedom is a deathless
cause, tetapi juga the service of freedom is a deathless service.
Pengabdian
kepada perjuangan kemerdekaan, pengabdian kepada kemerdekaan itupun tidak
mengenal maut, tidak mengenal habis. Pengabdian yang sungguh-sungguh
pengabdian, bukan service yang hanya lip-service, tetapi service yang
betul-betul masuk di dalam jiwa, service yang betul-betul pengabdian, service
yang demikian itu adalah satu deathless service.
Dan saya
tertarik oeh saya punya pendapat sendiri, pendapat pemimpin besar daripada
bangsa yang saya sitir itu tadi, yang berkata "the cause of freedom is
deathless cause". Saya berkata "not only the cause of freedom is
deathless cause, but also the service of freedom is a deatheless service".
Dan saya,
Saudara-saudara, telah memberikan, menyumbangkan atau menawarkan diri saya
sendiri, dengan segala apa yang ada pada saya ini, kepada service of freedom,
dan saya sadar sampai sekarang: the service of freedom is deathless service,
yang tidak mengenal akhir, yang tidak mengenal mati. Itu adalah tulisan isi
hati. Badan manusia bisa hancur, badan manusia bisa dimasukkan di dalam
kerangkeng, badan manusia bisa dimasukkan di dalam penjara, badan manusia bisa
ditembak mati, badan manusia bisa
dibuang ke tanah pengasingan yang jauh dari tempat kelahirannya, tetapi
ia punya service of freedom tidak bisa ditembak mati, tidak bisa dikerangkeng,
tidak bisa dibuang di tempat pengasingan, tidak bisa ditembak mati.
Dan saya
beritahu kepada Saudara-saudara, menurut perasaanku sendiri, saya,
Saudara-saudara, telah lebih daripada tiga puluh lima tahun, hampir empat tahun
dedicate myself to this service of freedom. Yang saya menghendaki supaya
seluruh, seluruh, seluruh rakyat Indonesia masing-masing juga dedicate jiwa
raganya kepada service of freedom ini, oleh karena memang service of freedom
ini is a deathless service. Tetapi akhirnya segala sesuatu adalah di tangannya
Tuhan.
Apakah Tuhan
memberi saya dedicate myself, my all to this service of freedom, itu adalah
Tuhan punya urusan. Karena itu maka saya terus, terus, terus selalu memohon
kepada Allah S.W.T., agar saya diberi kesempatan untuk ikut menjalankan aku
punya service of freedom ini. Tuhan yang menentukan. De mens wikt, God beslist;
manusia bisa berkehendak ,macam-macam Tuhan yang menentukan. Demikianpun saya
selalu bersandarkan kepada keputusan Tuhan itu. Cuma saya juga di hadapan Tuhan
berkata:
Ya Allah, ya
Rabbi, berilah saya kesempatan, kekuatan, taufik, hidayat untuk dedicate my
self to this great cause of freedom and to this great service. Inilah
Saudara-saudara yang saya hendak katakan kepadamu;dalam saya pada hari sekarang
ini memberi laporan kepadamu. Moga-moga Tuhan selalu memimpin saya, moga-moga
Tuhan selalu memimpin Saudara-saudara sekalian.
Sekianlah.
Bagi anda yang berminat dengan permainan
kartu online berbayar yang dapat dipercaya, silahkan klik link situs kami di judi
bola online dan daftar menjadi member kami sekarang juga, maka
anda akan mendapatkan fasilitas dan bonus. Layanan kami ini di dukung dengan
fasilitas chat yang selalu siap melayani dan menemani anda selama 24 jam penuh.
No comments:
Post a Comment