KERAJAAN KAHURIPAN
Kahuripan, adalah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga
pada tahun 1019. Kerajaan ini dibangun dari sisa-sisa istana Kerajaan Medang
yag telah dihancurkan oleh Sriwijaya pada tahun 1019.
Latar belakang
Airlangga adalah putera pasangan Mahendradatta (puteri dari Dinasti
Isyana, Medang) dan Udayana (raja Dinasti Warmadewa, Bali). Pada tahun 1006,
ketika Airlangga berusia 16 tahun, Sriwijaya mengadakan pembalasan atas Medang.
Wurawari (sekutu Sriwijaya) membakar Istana Watugaluh, Dharmawangsa beserta
bangsawan tewas dalam serangan itu. Airlangga berhasil melarikan diri ke hutan.
Berdirinya Kerajaan Kahuripan
Setelah beberapa tahun berada di hutan, akhirnya pada tahun 1019,
Airlangga berhasil mempersatukan wilayah kerajaan Medang yang telah pecah,
membangun kembali kerajaan, dan berdamai dengan Sriwijaya. Kerajaan baru ini
dikenal dengan Kerajaan Kahuripan, yang wilayahnya membentang dari Pasuruan di
timur hingga Madiun di barat. Airlangga memperluas wilayah kerajaan hingga ke
Jawa Tengah dan Bali. Pada tahun 1025, Airlangga memperluas kekuasaan dan
pengaruh Kahuripan seiring dengan melemahnya Sriwijaya. Pantai utara Jawa,
terutama Surabaya dan Tuban, menjadi pusat perdagangan yang penting untuk
pertama kalinya.
Di bawah pemerintahan Airlangga, seni sastra berkembang. Tahun 1035, Mpu
Kanwa menggubah kitab Arjuna Wiwaha, yang diadaptasi dari epik Mahabharata.
Kitab tersebut menceritakan Arjuna, inkarnasi Wisnu yang tak lain adalah kiasan
Airlangga sendiri. Kisah Airlangga digambarkan dalam Candi Belahan di lereng
Gunung Penanggungan.
Pemecahan Kahuripan
Pada akhir hayatnya, Airlangga berhadapan dengan masalah suksesi.
Pewarisnya, Sanggramawijaya, memilih menjadi pertapa ketimbang menjadi suksesor
Airlangga. Pada tahun 1045, Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua kerajaan
untuk dua puteranya: Janggala dan Kadiri. Airlangga sendiri menjadi pertapa,
dan meninggal tahun 1049.
Airlangga
Airlangga, adalah raja pertama Kerajaan Kahuripan, yang dibangun dari
sisa-sisa reruntuhan Kerajaan Medang akibat serbuan Sriwijaya.
Asal usul
Airlangga merupakan putera pasangan Mahendradatta (puteri dari Dinasti
Isyana, Medang) dan Udayana (raja Dinasti Warmadewa, Bali). Ia dibesarkan di
istana Watugaluh (Kerajaan Medang) di bawah pemerintahan raja Dharmawangsa.
Waktu itu Medang menjadi kerajaan yang cukup kuat, bahkan mengadakan penaklukan
ke Bali, mendirikan koloni di Kalimantan Barat, serta mengadakan serangan ke
Sriwijaya.
Serangan Sriwijaya
Pada tahun 1006, ketika Airlangga berusia 16 tahun, Sriwijaya mengadakan
pembalasan atas Medang. Wurawari (sekutu Sriwijaya) membakar Istana Watugaluh,
Dharmawangsa beserta bangsawan tewas dalam serangan itu. Airlangga berhasil
melarikan diri ke hutan, dan menjadi pendeta (pertapa), ditemani oleh
pengawalnya, Narotama. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam
pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, Kudu - Jombang (Jawa Timur).
Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan
Setelah beberapa tahun berada di hutan, akhirnya pada tahun 1019,
Airlangga berhasil mempersatukan wilayah kerajaan Medang yang telah pecah,
membangun kembali kerajaan, dan berdamai dengan Sriwijaya. Kerajaan baru ini
dikenal dengan Kerajaan Kahuripan, yang wilayahnya membentang dari Pasuruan di
timur hingga Madiun di barat. Airlangga dikenal sebagai model toleransi
beragama, sebagai pelindung agama Hindu Syiwa dan Buddha.
Airlangga memperluas wilayah kerajaan hingga ke Jawa Tengah dan Bali.
Pada tahun 1025, Airlangga memperluas kekuasaan dan pengaruh Kahuripan seiring
dengan melemahnya Sriwijaya. Pantai utara Jawa, terutama Surabaya dan Tuban,
menjadi pusat perdagangan yang penting untuk pertama kalinya.
Di bawah pemerintahan Airlangga, seni sastra berkembang. Tahun 1035, Mpu
Kanwa menggubah kitab Arjuna Wiwaha, yang diadaptasi dari epik Mahabharata.
Kitab tersebut menceritakan Arjuna, inkarnasi Wisnu yang tak lain adalah kiasan
Airlangga sendiri. Kisah Airlangga digambarkan dalam Candi Belahan di lereng
Gunung Penanggungan.
Pemecahan Kahuripan
Pada akhir hayatnya, Airlangga berhadapan dengan masalah suksesi.
Pewarisnya, Sanggramawijaya, memilih menjadi pertapa ketimbang menjadi suksesor
Airlangga. Ia dikaitkan dengan legenda Dewi Kilisuci dan Gua Selomangleng di
Gunung Klothok, 5 KM arah barat kota Kediri. Pada tahun 1045, Airlangga membagi
Kahuripan menjadi dua kerajaan untuk dua puteranya: Janggala dan Kadiri.
Airlangga sendiri menjadi pertapa, dan meninggal tahun 1049.
Sumber :
Nama Airlangga kini diabadikan
menjadi universitas negeri di Surabaya. Universitas Airlangga merupakan salah
satu perguruan tinggi tertua dan ternama di Indonesia.
Taruhan Bola |
No comments:
Post a Comment