Drama berdarah 1 Oktober G30S, Konspirasi: Van der Plas
Connection (CIA-MI 6), Dr.Soebandrio - Sam Kamaruszaman - Aidit – Soeharto
Pengantar:
Van der Plas Connection adalah jaringan riil yang canggih, hanya
anggota-anggota inti tertentu yang sadar akan keberadaannya sebagai anggota
jaringan,
lainnya adalah oknum-oknum oportunis tanpa sadar, sekedar sebagai
alat saja. (1). Penculikan Dan Pembunuhan Pada tanggal 1 Oktober 1965, terjadi
gerakan militer yg menamakan diri G30S, menculik dan membunuh 7 orang Jendral
dan seorang lolos Jend. Nasution karena keliru dengan Let. Tendean. Para
jendral tersebut adalah anggauta Tim Pengusut MBAD yang ditugasi mengusut -
kriminalitas terorganisasi -yang terjadi di Jawa Tengah dalam penggal kedua
tahun 50-an.
Mereka
adalah Mayjen.Soeprapto ketua Tim dan anggauta Mayjen S.Parman, Majen.Harjono
MT., Brigjen.Soetojo Siswomihardjo dan Brigjen Pandjaitan dan yang diluar Tim,
Letjen A.Yani Menpangad. Drama berdarah subuh tgl. 1 Oktober 1965 yang
traumatik, membuka jaringan mega konspirasi yang menelan korban rakyat besar
sekali, komunis maupun non komunis dalam abad ini di Indonesia karena adanya
interaksi konflik internal dengan kekuatan-kekuatan besar eksternal. (2). Dewan
Revolusi Disusul kemudian dengan pembentukan Dewan Revolusi yang diketuai oleh
Letkol Untung, dengan anggauta baik sipil maupun militer, a.l. tokoh yang
menonjol ialah Dr.Soebandrio, Waperdam I (Wakil Perdana Menteri), orang kedua
sesudah Bung Karno, Mayjen Amir Mahmud, Pang Kodam Jaya, Brigjen Soepardjo,
Panglima Komando Tempur II Kalimantan Barat.
Apabila
diikuti dengan cermat peristiwanya , ternyata yang mengeluarkan pernyataan
mendukung Dewan Revolusi secara spontan dan vokal waktu itu, hanyalah Utomo
Ramelan, Walikota Solo, sedangkan dari CDB (Comite Daerah Besar) PKI tidak ada
yang mengeluarkan pernyataan seperti itu. Ini bukan peristiwa yang kebetulan,
tetapi jelas ada merekayasa dibalik semua itu. (3). Para Pelaku Utama Para
pelaku utama G 30 S adalah : 1. Letkol Untung, Komandan Batalion Pasukan Kawal
Presiden Cakra Birawa. 2. Kol.Latief, Komandan Brigade Infantri Kodam Jaya 3.
Brigjen Soepardjo, Panglima Komando Tempur II Kalbar dalam rangka Ganyang
Malaysia 4. Sam Kamaruszaman, Kepala Biro Khusus CC PKI.
Keempat
pelaku utama tersebut berorientasi dan ada hubungan jaringan dengan PKI,
sebagai suatu hasil binaan dan infiltrasi komunis kedalam AD. (4). Hubungan
Dekat Dengan Jend. Soeharto Dengan Jendral Suharto keempat pelaku utama tsb.
juga mempunyai hubungan erat sejak dulu :. 1. Letkol Untung - adalah mantan
anak buah, sebagai komandan kompinya di Solo. Dia dikawinkan oleh Suharto, dan
merasa berhutang budi serta memandangnya sebagai orang tua sendiri yang
dihormati dan dipatuhi, hubunganya baik dan erat. 2. Kol.Latief adalah mantan
anak buah di Yogya yang sefaham dan sehaluan, berpangkat mayor. pada tanggal 30
September 1965, tengah malam sekitar jam 23.00, dia datang menemui Suharto di
R.S. Gatot Subroto, setelah gagal menemuinya di rumah.
Pertemuan
ini oleh Soeharto dinyatakan seolah-olah Latief akan membunuh diri Soeharto,
padahal Latief datang ke Rumah Sakit itu, untuk menyampaikan berita penting
tentang rencana pelaksanaan, G30S yang akan dimulai jam 04.00 tanggal 1 Oktober
1965, besok paginya. Sebenarnya rencana gerakan militer tersebut, telah
dibicarakan pada tanggal 28 September 1965 dirumah Soeharto, di Menteng,
Jakarta hanya hari dan jam gerakan belum dibicarakan, masih perlu
dikoordinasikan pada waktu itu dengan kesatuan lainya. Latief bersama istri dan
seorang perwira lain dari Solo bersama istri berkunjung kerumah kediaman
Soeharto untuk menyamarkan maksud pertemuan yang sebenarnya, yaitu untuk
membicarakan penyingkiran para jendral anggauta Tim Pengusut MBAD.
Dengan
hadirnya para istri justru kelihatan jelas betapa eratnya hubunngan mereka itu,
sekaligus membantah pernyataan Soeharto, bahwa Latief datang ke Rumah Sakit itu
akan membunuh diri Soeharto. 3. Brigjen Soepardjo - Panglima Komando Tempur II
Kalimantan Barat, mantan ajudan jendral Roekman (komunis) Soepardjo adalah
akrab dan sehaluan dengan Soeharto. 4. Sam Kamaruszaman,adalah kader PARTAI
SOSIALIS di Pathuk Yogya, sewaktu PKI Murba dan PSI masih berada dalam satu
wadah.partai tersebut. Sedangkan Soeharto juga menjadi salah seorang kader
juga, keduanya adalah dari satu kandang, jadi bukan orang lain satu dengan yang
lain. Ditilik dari kapasitas dan otoritasnya,urut-urutan nama anggauta Dewan
Revolusi tersebut. seharusnya dibalik, salah satu tanda jelas adanya konspirasi
dan rekayasa gerakan tersebut.
(5).
Kriminalitas terorganisasi Dalam penggal kedua tahun 50-an, di Jawa Tengah
berpusat di Semarang, terjadi - kejahatan terorganisasi - (organize crime) berupa
penyelundupan besar-besaran,penggelapan barang-barang milik perusahaan negara,
manipulasi dump kendaraan bermotor milik Divisi Diponegoro dan pungutan liar
atas barang-barang kebutuhan rakyat. (Pungli terkenal tahun 70-an di Jawa
Tengah sudah berjalan 20 tahun lebih dulu). Para pelakunya terdiri dari
oknum-oknum militer dan sipil,terorganisasi baik seperti galibnya organisasi
GANGSTER. Pelaksana utamanya a.l. adalah Liem Siu Liong, Thee Kian Seng (Bob
Hasan), Tik Liong (Sutikno - pedagang besi tua). Baru-baru ini bahkan Bob Hasan
dengan bangga berceritera di depan wartawan.tentang hal tersebut.
Sedangkan b
i a n g dari kejahatan terorganisasi tersebut tidak lain adalah Kol.Soeharto,
Panglima Divisi Diponegoro waktu itu.. (6). Tim Pengusut MBAD Adanya
kriminalitas terorganisasi tersebut akhirnya sampai ditangan Jendral Nasution
Menteri Pertahanan / Ketua PARAN (Badan Pemberantasan Korupsi dan Kejahatan
Aparat Negara). Atas laporan dari Kepala Staf Divisi Diponegoro Kol.Pranoto
Reksosamodra dan Letkol. Soenarjo, komandan CPM Jawa Tengah yang mendeteksi dan
mengamati kejahatan tersebut.
(Letkol
Sunaryo kemudian diangkat menjadi Jaksa Agung Muda). Jendral Nasution
memerintahkan agar kejahataan tersebut diusut, yang dilakukan oleh Tim Pengusut
MBAD, terdiri dari Majen Soeprapto deputi Pangad sebagai ketua, dengan anggauta
Majen.S.Parman, Majen Harjono MT, Brigjen Soetojo dan Brigjen Panjaitan. Dengan
teliti dan kerja keras, dengan didukung bukti-bukti yang sah akhirnya Tim
berkesimpulan, bahwa terhadap para pelaku, harus diambil tindakan. Pertama
Kol.Soeharto yang menjadi b i a n g nya harus dipecat dari kedudukanya selaku
Panglima Divisi Diponegoro, dan kedua mereka yang terlibat diajukan ke depan
Pengadilan. Keputusan yang diambil atasan adalah, memecat Kol.Soeharto sebagai
Panglima Divisi Diponegoro, tetapi tidak diajukan kedepan pengadilan.
Kol. Soeharto kemudian
dipindah ke Jakarta tanpa jabatan. Sedang Tik Liong diusut oleh Kejaksaan Negri
Semarang atas printah Jaksa Tinggi Jawa Tengah Mr.Imam Bardjo yang kemudian
ternyata meninggal secara misterius. (7). Sumpah Kolonel. Soeharto Dengan
pemecatan dirinya sebagai Panglima Divisi Diponegoro tersebut, Kolonel.
Soeharto sangat marah dan dendam, bersumpah untuk membuat perhitungan dan akan
menghabisi, mereka-mereka yang membuat dirinya celaka. Mereka itu tidak lain
adalah para perwira anggauta Tim Pengusut MBAD, dan penanda tangan Surat
Keputusan Pemecatan Panglima Divisi Diponegoro yang tidak lain adalah Panglima Tertinggi
/ Presiden Soekarno (8). Pembantaian Anggauta Tim Pengusut MBAD Dengan
terjadinya drama berdarah subuh 1 Oktober 1965, ternyata seluruh anggauta Tim
Pengusut MBAD yaitu, Jendral-jendral Soeprapto, S.Parman, Harjono MT, Soetojo
dan Panjaitan, dibantai habis, dengan tambahan Men Pangad Letnan Jendral
A.Yani.
Peristiwa tersebut
menggocangkan Indonesia.dengan hebat, suatu kondisi awal yang diperlukan untuk
mengantar penggulingan Presiden Soekarno melalui G30S oleh Van der Plas
connection. (9). Supersemar Drama berdarah 1 Oktober tersebut beberapa bulan
kemudian disusul dengan pengepungan istana oleh pasukan gelap (tg. 11 Maret
1966-berdasar pengakuan sendiri yang disiarkan dipimpin oleh seorang perwira
tinggi Kostrad), Presiden Soekarno waktu itu sedang memimpin Sidang Kabinet,
mendapat laporan bahwa istana dikepung pasukan gelap, segera pimpinan sidang
dialihkan kepada Waperdam III Dr.Leimena dan Presiden Soekarno kemudian segera
meninggalkan istana dan terbang ke Bogor, diikuti oleh Soebandrio Sikap Bung
Karno ini berbeda dengan tatkala menghadapi peristiwa 17 Oktober 1952 (waktu
istana ditodong meriam yang beliau langsung menghadapinya sendiri).
Jendral
Soeharto, mengetahui bahwa Presiden Soekarno ke Bogor, segera mengirim tiga
orang perwira, yaitu Jendral Basuki Rachmat, Yusuf dan Amir Machmud untuk
menusul ke Bogor dengan dibekali pesan untuk Presiden Soekarno. Pesannya adalah
- apabila ingin terjamin keselamatan pribadi dan keluarganya serta jalannya
pemerintahan, agar Presiden Soekarno memberikan mandat kepada jendral Soeharto
untuk dapat mengambil tindakan yang perlu guna menyelenggarakan jaminan
ketertiban dan keamanan tersebut .Jika tidak diberi mandat tersebut, Jendral
Soeharto tidak sanggup dan tidak bertanggung jawab jika terjadi kekalutan. dan
kekacauan yang lebih besar-, meskipun sudah diangkat menjadi MenPangad.
Presiden
Soekarno dihadapkan pada tuntutan demikian itu tidak dapat melihat celah lagi
untuk menghindar dan sudah terperangkap, sehingga tidak ada jalan lain selain
memberikan Supersemar yang terkenal itu. Secara de facto Presiden Soekarno
telah dilucuti kekuasaanya Memang jendral Soeharto berinterpretasi seperti itu,
maka dengan Supersemar tersebut pada tanggal 12 Maret 1966 PKI dibubarkan.
Adapun pertanggungan jawab Presiden Soekarno dengan Nawaksara di MPRS hanyalah
peristiwa seremonial belaka. Dengan dibantainya para jendral anggauta Tim
Pengusut MBAD yang terdiri dari Majen Soeprapto, Majen Sparman, Majen Harjono
MT, Brigjen Soetojo Siswomihardjo dan Brigjen Panjaitan dan masih ditambah
dengan Letjen AYani serta dilucutinya kekuasaan Presiden Soekarno, telah
lengkap dan tuntas terlaksana, sumpah Kol.Soeharto yang diucapkan tahun 1957.
Demikian
pula dengan pembubaran PKI tanggal 12 Maret 1966, tugas pokok terakhir kolonel
Soeharto yang dibebankan padanya oleh induk jaringanya (Van der Plas
connection) yang merekrut dia telah dilaksanakanya dengan tuntas. (10).
Pemberontakan PRRI-Permesta Amerika bersama sekutunya pada tahun 1958
meluncurkan sebuah projek pemberontakan, dengan tujuan menggulingkan Presiden
Soekarno dan memecah Indonesia untuk dijadikan beberapa negara dan menghapuskan
PKI. Mereka menarik pengalaman dari Cina, yang secara utuh sesudah jatuhnya
Chiang Kai Sek, seluruh daratan Cina jatuh ditangan komunis kecuali Taiwan
karena terhalang lautan dan kemudian disekat oleh Armada keVII Amerika dengan
dalih pakta dengan Cina (Chiang Kai Sek).
Di Indonesia
Sekutu mempunyai kepentingan langsung yaitu sumber minyak di Sumatra dan
Kalimantan yang merupakan miliknya. Mereka meluncurkan projek pemberontakan
tersebut secara gegabah dan arogan, karena merasa telah menjadi pemenang dalam
Perang Dunia ke II Dengan dibantu koordinasi yang dilakukan oleh agen utamanya
(master agent) Prof. Soemitro Djojohadikusumo, Sekutu menyalurkan dana dan
senjata lewat Singapura untuk PRRI dan Permesta. Amerika dengan garang menodong
Jakarta dengan Armada ke VII, minta jaminan keselamatan warganya dan
perusahaan-perusahaan miliknya. Jika Republik Indonesia tidak sanggup maka
mereka akan menggerakkan Armada ke VII yang sudah siap di laut Jawa.
(11).
Kolonel A.Yani Juru Selamat Dengan terjadinya pemberontakan PRRI-Permasta,
proyek Amerika Inggris tersebut, Bung Karno sebagai pemimpin kenamaan dunia,
sempat jatuh citra dan martabatnya sampai dititik terendah dimata dunia.
Kemudian tampil Kolonel A.Yani dengan Operasi 17 Agustus untuk menumpas
pemberontakan tersebut, dibawah ancaman Armada ke VII Amerika yang menang
perang melawan Jepang di Pasifik. Bintang terang berada di fihak Yani. Dalam
tiga hari berhasil direbut ibukota PRRI - Padang dan dalam waktu sekitar satu
minggu seluruh PRRI berhasil digulung. Permesta juga mengalami nasib sama,
dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat diselesaikan pula.
Di Sulawesi
malahan terjadi seorang penerbang berkebangsaan Amerika, Allen Pope, ditembak
jatuh oleh My.Ud. Dewanto, ditawan dan diadili serta mendapatkan vonnis hukuman
mati, karena dia telah mengebomi wilayah Republik Indonesia dan juga beberapa
kapal Indonesia, sehingga menimbulkan kerusakan dan tewasnya rakyat yang tidak
berdosa. Dia mengaku bahwa operasinya dilakukan dengan terbang dari Pangkalan
Angkatan Udara Amerika di Clark Field, Fillipina Dengan ditumpasnya
pemberontakan projek Amerika - Inggris tersebut dalam waktu yang mengejutkan
singkatnya, muka mereka tercoreng dimata dunia internasional dan terbuka
kedoknya menyerang kedaulatan negara lain semaunya sendiri.
Disamping
itu Amerika terpaksa harus menjadi pengemis untuk memohon ampunan keselamatan
jiwa Allen Pope, yang oleh Bung Karno dengan jiwa besar diluluskan. Jika
penumpasan berjalan agak lama dan pemerintahan-pemerintahan tandingan tersebut
sempat membuat perjanjian dengan Amerika, maka Amerika dapat menggerakkan
Armada keVII untuk mendarat di wilayah Indonesia. Sikap yang garang dan arogan
Sekutu tersebut dilandasi ego yang kuat karena telah menjadi pemenang dalam
Perang Dunia ke II dan Amerika dibawah pemerintahan Partai Republik ini berbau
rasialis.
Wajah dan
citra Bung Karno terangkat kembali dimata dunia dan Indonesia tidak dapat
dipandang remeh saja oleh negara-negara lain, terutama negara bekas kolonialis.
Bung Karno merasa lega dan sangat berterima kasih kepada kolonel A.Yani yang
mampu mengangkat kembali citra dan martabatnya dimata dunia internasional.
(12). Amanah Bung Karno Presiden Soekarno terpana atas performance Kol.AYani,
sesudah selesai bertugas dalam Operasi 17 Agustus di Sumatra Barat, kemudian
diangkat menjadi Deputi Kasad dengan pangkat Mayor Jendral Pada pertengahan
tahun 1963 dengan wafatnya Menteri Pertama Ir.Djuanda, diadakan reshuffle
Kabinet, AYani menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat. Dalam kabinet baru ini
Dr.Soebandrio diangkat menjadi Waperdam I, Chaerul Waperdam II dan Pak Leimena
Waperdam III. Disamping para menteri eksekutif ini diangkat pula
menteri-menteri yang mengkoordinir bidang tertentau a.l.
D.N. Aidit dari PKI ,juga
diangkat menjadi Menko, Jen.Nasution menjadi Menko bidang Pertahanan Keamanan
dll. Meskipun kabinet baru ini sudah mengakomodasi banyak unsur kekuatan
termasuk PKI,namun suhu politik bukanya mendingin,tetapi terasa semakin panas,
tuntutan pembagian keuangan untuk daerah masih tetap meningkat dan desakan dari
daerah termasuk dari unsur Angkatan Bersenjata, agar dikembalikan kepemimpinan
Dwi Tunggal menambah kondisi politik tidak mantap. Lebih-lebih dengan intrik
dan infiltrasi dari kekuatan luar negri yang semakin intensif.
Dalam
kondisi yang tidak menentu tersebut rupa-rupanya Bung Karno sudah merasa, dan
menyampaikan amanah kepada Jendral AYani -"kalau sampai terjadi apa-apa
pada diri saya, engkau Yani supaya menggantikan saya". Yani yang merasa
belum siap menyarankan,-"apakah tidak sebaiknya diambil dari salah seorang
Waperdam saja, mas Ban, mas Chaerul atau pak Leimena Jawaban Bung Karno
,-"Bandrio is onbetrouwbaar (tidak dapat dipercaya), Chaerul masih suka
ngoboy, Pak Leimena cocok kalau jadi dominee di greja, yang tepat adalah
engkau". (13). Dr.Soebandrio Siapa dan Bagaimana Pribadinya Dilahirkan
sebagai anak seorang B.B ambtenaar (Pangreh Praja zaman Belanda yang suka
menjilat) di Jawa Timur. Memperistri Dr. Hurustiati anggauta PSI.
Suami istri
zaman Jepang bekerja di bidang kesehatan sebagai dokter dan mempunyai status
sosial yang terpandang. Ontvangst Commitee Dalam tahun 1945-an Dr.Bandrio
membentuk Ontvangst Commitee (Panitia Penyambutan) untuk menyambut kedatangan
kembali Belanda (NICA-Sekutu) dengan mengajak organisasi-organisasi pemuda a.l.
Indonesia Muda, yang menolak mentah-mentah, karena Belanda datang itu mau
menjajah Indonesia kembali. Dengan demikian Bandrio disini membuka kedoknya
sendiri dengan bertindak sebagai anggauta jaringan intel Sekutu, yang di
Indonesia dikendalikan oleh Chr.Van der Plas mantan Gubernur Jawa Timur.-(Van
der Plas connection).
Catatan
khusus Mahkamah Militer Luar Biasa, menjatuhkan vonnis hukuman mati untuk DR
Subandrio. Ratu Elizabeth dari inggris mengajukan permohonan keringanan bagi DR
Subandrio. Ada hubungan apa? Bandrio, mempunyai sifat-sifat yang licik,
plin-plan dan sangat ambisius, dengan sifat semacam itu, dibesarkan dalam
lingkungan dan suasana keluarga BB Ambtenaar, dengan suka cita masuk jaringan
Van der Plas tersebut. Pembentukan Panitia Penyambutan kedatangan Sekutu-NICA,
yang menang perang, Dr. Bandrio berkeyakinan pasti Belanda akan berkuasa
kembali (Perjanjian Yalta, Postdam). Dia memperhitungkan bahwa kalau dia tampil,
nantinya pasti akan diangkat menjadi pembesar oleh Belanda. (14). Van der Plas
Connection Van der Plas, Gubernur Jawa Timur yang menguasai beberapa bahasa
daerah, bahasa Arab, Cina selain bahasa-bahasa Barat, dengan licik, berhasil
membina keluarga-keluarga BB Ambtenar dan guru-guru agama, pesantren-pesantren
dan organisasi keagamaan hingga secara lihai mereka dapat dikendalikan untuk
kepentingan kolonialis.
Dalam masa
pendudukan Jepang, Van der Plas, mengendalikan jaringan intel Sekutu di
Indonesia dari Australia, termasuk dalam jaringanya adalah orang-orang dari
jalur Dr.Van Mook seperti, Mr.Amir Syarifudin (pernah menjadi P.M.- memberontak
sebagai PKI di Madiun) DR.Soemitro (beberapa kali jadi menteri, master agent
Sekutu, koordinator penyalur senjata dan dana dari Singapura untuk
PRRI-Permesta) dari jalur Van der Plas seperti Dr.Soebandrio, beberapa Kyai
baik di Jawa, Sumatra maupun di Kalimantan, a.l. H. Hasan Basri, Kyai I.R. dari
Jatim beberapa Perwira Udara a.l. Soedj, Roes, juga anak seorang ambtenaar
Belanda, Soemarsono (ketua Pesindo, proklamator negara Sovyet di Madiun th.1948
- salah satu pemberontakan terhadap Republik Indonesia bikinan Van der Plas)
dsb, sekarang tinggal di Australia dan menjadi warga negaranya.
Termasuk
dalam - Van der Plas Connection - juga tokoh seperti Walikota Solo, Utomo
Ramelan yang secara nyata dan vokal mendukung Dewan Revolusi G 30 S, hal ini
bukan peristiwa yang tanpa rencana. Sedangkan dari CDB PKI saja waktu itu tidak
ada yang mengeluarkan statement dukungannya. Dari sini terlihat benang merah,
yang menghubungkan Dr.Bandrio dengan Utomo Ramelan, dengan jelas. Ramelan,
bapaknya Utomo adalah Ambtenaar PID (polisi rahasia Belanda) yang kerjanya
mengkhianati bangsanya saja, Utomo mempunyai saudara perempuan Utami Ramelan
Suryadarma, sekualitas dengan kakak dan bapaknya. Subandrio yang licik dan
licin dengan melalui istrinya, yang anggauta PSI berhasil menempel pada Sutan
Syahrir, hingga berhasil diangkat jadi Duta Besar, kemudian Kepala BPI yang
terus dirangkap selama jadi Menteri Luar Negri maupun jadi Waperdam I, sesudah
Menteri Pertama Djuanda meninggal dunia dalam tahun 1963.
Perangkapan
sebagai kepala BPI ini adalah saran dari -Van der Plas Connection ( CIA - MI 6
- Sekutu ). Tatkala Roeslan Abdulgani menjadi Menteri Luar Negeri, Bandrio yang
duta besar di Moskow, ditarik, dijadikan Sekretaris Jendral (dari jabatan
politik ke administrasi, karena antara keduanya ada rivalitas). Justru dari
jabatan ini Bandrio ada kesempatan mengkonsolidasi bagian intel dari beberapa
instansi yaitu Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan dan Departemen
Dalam Negeri (Kepolisian menjadi BPI, Badan Pusat Intelijen, dan dia
mengepalainya, tentunya atas nasihat dan arahan Van der Plas) .
Dengan
kedudukanya sebagai Kepala Badan Pusat Intelejen, Waperdam I dengan otoritas
yang ada ditangannya bersamaan dengan dukungan jaringan intel luar negeri
(Sekutu) jalan terbuka baginya guna meraih kedudukan nomer satu di Indonesia.
Dengan adanya amanah Bung Karno kepada Yani, Bandrio harus bekerja lebih keras.
Dia mulai membuat manuver manuver politik yang menyenangkan PKI dan bekerja
sama dengan harapan mendapatkan dukungan politik. PKI. (15). Tim Dokter RRC
Dalam bulan Agustus 1965, datang sebuah Tim Dokter RRC, setelah mengadakan
pemeriksaan kesehatan Bung Karno, berkesimpulan penyakit Bung Karno adalah
serius tak boleh diabaikan. Bagi Bandrio dan PKI berita ini adalah sangat
menyentakkan. Sejak saat itu, mulai terjadi kegiatan dan manuver-manuver
politik yang luar biasa. Bandrio melancarkan move-move politik dan PKI yang
merasa belum siap sangat khawatir akan diterkam oleh AD (dokumen Gilchrist
dsb). Lebih baik melakukan ofensif revolusioner daripada diam dan defensif.
Mereka bergegas untuk membuat persiapan-persiapan, guna menyingkirkan Jend.
A.Yani dan para perwira pimpinan Angkatan Darat.
Karena
mereka sesudah penumpasan pemberontakan lebih terkonsolidasi, perhitungan
Bandrio jika hanya Yani yang disingkirkan, kemungkinan Nasution akan dapat
dimunculkan, maka Nasution segera dimasukkan juga dalam daftar untuk dihabisi.
Dengan persiapan yang tergesa-gesa dan kurang cermat dan tidak rapi tersebut
menjadikan para pelaksana penculikan tidak mampu membedakan antara Nasution dan
Letnan Tendean, yang membuat lolosnya Nasution dari penculikan dan pembunuhan.
PKI segera meluncurkan kampanye politiknya, dengan melontarkan tudingan bahwa
para perwira Pimpinan AD adalah fasis yang merencanakan kup ternadap Bung Karno
dengan membentuk Dewan Jendral. Pengertian Fasis adalah militer (yang ganas dan
rakus) yang bekerja sama dengan kaum kapitalis (disini dikenal sebagai cukong,
konglomerat).
Sepanjang
pengetahuan orang banyak, para jenderal Pimpinan AD tsb., tidak ada yang
dikenal sebagai tukang dagang apalagi mempunyai cukong, maka tudingan fasis
dari PKI tersebut jauh meleset dan kurang mendapat sambutan dari masyarakat
bahkan oleh masyarakat mereka dinilai tertib, jujur dan disiplin.
(16). PKI
(Partai Komunis Indonesia) Partai yang memberikan dukungan utama kepada Bung
Karno dalam meluncurkan politik penggalangan negara Nefos (New Emerging
Forces). Strategi politik ini, mengancam strategi politik Amerika Serikat, yang
dalam rangka perang dingin menginginkan hanya ada dua kubu saja, kubu Kapitalis
dan kubu Komunis. Bung Karno ingin menggalang kekuatan negara-negara
berkembang, menjadi kubu ketiga karena PKI dalam hal ini merupakan pendukung
utama, maka PKI selalu mendapat perlindungan dan dukungan Bung Karno, jika ada
yang mengganggu atau menentangnya.
Sejak akhir
tahun 1962, setelah Irian Jaya kembali ke pangkuan RI, PKI mengadakan evaluasi diri,
mengapa sejak aktif kembali sudah hampir 15 tahun mulai 1949, belum juga dapat
meraih kekuasaan, sedang dalam Pemilu 1955 sudah menjadi salah satu dari empat
besar. Diluar negeri partai komunis dengan massa 10% saja sudah dapat meraih
kekuasaan dengan mudah. Mereka menemukan kesalahan tsb.yaitu PKI telah
menerapkan strategi politik yang keliru, yaitu strategi 'konformisme'
menyesuaikan diri dengan garis politik Pemerintahan Nasional -Bung Karno.
Maka PKI
segera mengambil keputusan untuk beralih ke strategi 'konfrontasi' sesuai
dengan garis perjoangan kominis yaitu 'Klassen Strijd', pertentangan kelas.
Aidit dan Nyoto ke Moskow untuk menyampaikan keputusan tsb., tetapi justru mendapat
marah dari bos Partai Komunis Sovyet, yang tidak dapat menyetujuinya, karena
kerjasama dengan pimpinan borjuis nasional seperti Bung Karno masih diperlukan
dalam menghadapi kapitalis Amerika Serikat. Dengan adanya tokoh seperti Bung
Karno, dapat digunakan menarik negara-negara berkembang disisi komunis.
(17) Agenda Van der Plas
Connection Aidit merupakan tokoh yang misterius, dia dengan alasan untuk
melaksanakan alih strategi politik yaitu "-konfrontasi-" dalam rangka
mengemban misi dari induk jaringanya lewat Sam y.i. Van der Plas connection,
guna menyesuaikan agenda waktu yang sudah ditentukan oleh jaringan tersebut
dalam upaya hendak menggoncang Indonesia. Maka baginya tidak ada jalan lain
selain beralih kiblat ke Beijing, yang masih berwawasan nasional / lokal yang
menerapkan doktrin, -kekuasaan ada di ujung bedil- desa mengepung kota -
berkonfrontasi dengan penguasa nasional, hal yang tidak dapat dielakkan.
Dengan
menerapkan strategi politik konfrontasi tersebut, akan sesuai dengan agenda
waktu yang sudah ditentukan Van der Plas connection - (Sekutu) untuk
menggoncang Indonesia dalam rangka menyingkirkan Presiden Soekarno. (18).
Gerakan Aksi Sefihak Sebagai realisasi strategi -konfrontasi- tsb, dilancarkan
Gerakan Aksi Sefihak, yang menimbulkan antagonisme dan konflik konflik dengan
partai dan golongan lain, seperti a.l. Masyumi, PSI, PNI, NU dan AD serta
lain-lain kelompok. Menciptakan setan-setan kota dan setan desa, kabir
(kapitalis birokrat), dsb. yang membikin suasana politik semakin panas, seperti,
Peristiwa Bandar Betsi, Jonggol, Boyolali, Klaten dll. (19). Angkatan Ke V
Kekuatan yang menentang aksi-aksi PKI tsb. dituding oleh Bung Karno sebagai
kaum kontrev (kontra revolusioner), komunisto fobi dan reaksioner, karena tidak
berani melakukan kompetisi revolusioner. Terhadap AD, oleh PKI diluncurkan
tuduhan bahwa pimpinannya membentuk Dewan Jendral yang mau mengekup Bung Karno.
Bung Karno
secara sistematis dihasut bahwa para jendral tersebut. tidak dapat dipercaya
maka adalah mendesak untuk dibentuk Angkatan ke V, dengan mempersenjatai buruh
dan tani. Hasil Hasutan tersebut membuat sikap Bung Karno mendua. RRC politis
mendukung usul PKI tersebut dan bersedia untuk membantu persenjataanya. Sikap
mendua Bung Karno, dimanfaatkan dengan pengiriman senjata secara diam-diam dari
Beijing ke Jakarta, baik dengan pesawat-pesawat Hercules maupun dengan kapal
laut, yang dibaurkan dengan pengiriman barang-barang untuk Asian Games.
Semua usaha
ekstra PKI tersebut dilakukan karena partainya belum siap dan merasa dirinya
berada dalam keadaan kritikal, sejak diketahui sakitnya Bung Karno yang serius.
Menyangkut rencana PKI terhadap Yani, Bandrio terus mendukungnya sepanjang
paralel dengan rencana dan keuntungannya sendiri, bahkan mengipas dan
mendorongnya, agar PKI segera bertindak. (20). Pidato Jendral A. Yani Didepan
sidang para menteri bersama para panglima daerah dan para gubernur, (waktu itu
unsur PKI sudah ada yang duduk dalam kabinet menjadi menteri) Jendral A Yani
secara terus terang atas nama para panglima daerah menyatakan, menolak
dibentuknya angkatan ke lima usulan PKI dengan mempersenjatai buruh dan tani.
Dengan
menarik pelajaran dari pengalaman tahun 45-an, adanya Biro Perjuangan -
TNI-Masyarakat, hanya menimbulkan konflik dan perpecahan yang memperlemah
bahkan merusak kekuatan nasional. A Yani juga menyatakan ketidak senangannya
PKI diberi posisi di dalam kabinet. (21). Aidit Tokoh Misterius Aidit tokoh
muda PKI yang misterius. Sejak 1948 (affair Madiun) tertawan di Solo, dapat
lolos dari tahanan di Solo, terus meloloskan diri ke luar negri, lewat Surabaya
meskipun Surabaya dan sekitarnya diduduki oleh Inggris - Belanda. Aidit adalah
sekelompok dengan Soemarsono (Ketua Pesindo yang melakukan proklamasi negara
Sovyet dari Madiun atas suruhan Van der Plas, maka dapat lolos sewaktu tahun
1948 terus ke Australia dan selanjutnya menjadi warga negaranya). Demikian pula
Sam Kamaruszaman adalah sekelompok dengan mereka itu. Dari peristiwa ini sudah
jelas, siapa-siapa mereka itu ialah agen-agen Sekutu-Belanda maupun komunis.
Tanggal 19
Desember 1948 Belanda melakukan Aksi Militer ke II dengan penyerbuan ke wilayah
Republik Indonesia tiga bulan sebelumnya yaitu pada tanggal 18 September
1948,Van der Plas menyuruh PKI berontak di Madiun (dengan proklamasi negara
sovyet tersebut), guna memperlemah Republik Indonesia. Namun TNI berhasil
menumpas pemberontakan PKI, bahkan Mr.Amir Syarifudin anggauta jalur Van Mook
(pernah jadi Perdana Mentri RI) tertawan didesa Klambu, Purwodadi Jawa Tengah,
bersama-sama tokoh-tokoh PKI lainya. Kecurangan Belanda dengan siasat adu domba
dapat kita patahkan sebelum Belanda menyerbu wilayah Republik Indonesia pada
tanggal 19 Desember 1948 tersebut. Setelah beberapa tahun di luar negri, Aidit
kemudian dapat diselundupkan kembali ke dalam negri, berkat reka-daya Sam
Kamaruszaman. Sejak datang kembali, karier politiknya dengan lancar dan cepat
terus menanjak seperti diroketkan, hingga menjadi bos partai Sekjen PKI, Ketua
Politbiro CC PKI (sebagaimana biasanya seseorang yang diorbitkan, selalu diatur
kariernya).
Hubungan
khusus antara Aidit dengan Sam ini kemudian dibakukan dengan dibentuknya Biro
Khusus yang diketuai oleh Sam yang hanya bertanggung jawab kepada ketua
Politbiro/Sekjen PKI seorang yaitu Aidit (dengan alasan mengingat kerahasiaan
yang harus dijaga, membina anggauta Angkatan Bersenjata tidak boleh diketahui
oleh orang banyak, cukup dua orang saja). Keputusan dari PKI mengenai G30S
hanya diketahui oleh dua orang tersebut, yang oleh Sudisman dikritik sebagai
keputusan avonturisme.
Pada tanggal
1 Oktober 1965 tengah malam,Aidit disuruh oleh Sam untuk segera naik pesawat
yang sudah tersedia untuk terbang ke Yogya hanya bersama pendampingnya Kusno,
dan diberi tahu, bahwa nantinya di Yogya akan dijemput oleh Ketua CDB PKI Yogya.
Kenyataanya setiba di Yogya tidak ada seorangpun yang datang menjemputnya Hanya
diantarkan oleh pendamping dan seorang sopir dari AURI, bertiga kemudian menuju
ke rumah Ketua CDB PKI.Yogya.
Setibanya
ditempat yang dikira rumah Ketua CDB, pada waktu diketuk pintunya, ternyata
adalah rumah tokoh NU. Keberadaan Aidit di Yogya dengan demikian telah
diketahui fihak lain, maka untuk menghilangkan jejak, kemudian perjalanan
diteruskan ke Salatiga. Beberapa hari kemudian baru melanjutkan perjalanan ke Solo
dengan mendapatkan jemputan kendaraan yang dikendarai oleh seorang Cina jago
kunthau dari Solo. Tetapi akhirnya tertangkap hidup-hidup setelah beberapa
waktu berada di Solo. Setibanya ditempat yang dikira rumah Ketua CDB, pada
waktu diketuk pintunya, ternyata adalah rumah tokoh NU. Keberadaan Aidit di
Yogya dengan demikian telah diketahui fihak lain, maka untuk menghilangkan
jejak, kemudian perjalanan diteruskan ke Salatiga. Beberapa hari kemudian baru
melanjutkan perjalanan ke Solo dengan mendapatkan jemputan kendaraan yang
dikendarai oleh seorang Cina jago kunthau dari Solo. Tetapi akhirnya tertangkap
hidup-hidup setelah beberapa waktu berada di Solo.
(22). Sri
Harto Penghubung Aidit - Bandrio Sesampainya Aidit di Solo, dia ditempatkan
secara terus berpindah-pindah. Semula disinyalir di Lojigandrung kediaman resmi
Walikota Utomo Ramelan, kemudian dipindahkan ke kampung Keparen (sebelah
Selatan Pasar Singosaren) dirumah Jupri Prio Wiguno, anggauta PKI malam
(jaringan Van der Plas). Beberapa hari Aidit berada di Keparen, kemudian
dijemput oleh Sri Harto, penghubung Aidit - Bandrio. Dengan menyerahkan tanda
bukti berupa sesobek kertas krep yang bertanda tangan, sedangkan sobekan yang
lainya berada ditangan tuan rumah ialah Jupri tersebut. Setelah sobekan tersebut
dicocokan dan memang cocok, maka Aidit diserah terimakan oleh Jupri kepada Sri
Harto. Setelah serah terima tersebut, Aidit dengan diboncengkan scooter, dibawa
ke rumah KRT. Sutarwo Hardjomiguno di desa Palur sebuah desa disebelah timur
kota Solo.
Beberapa
hari berada di Palur dia sempat berkeliling kota Solo, bahkan sempat menengok
markas CC PKI Solo. Kemudian dipindahkan kerumah Sri Harto penghubung tersebut
di kampung Kleco yang terletak dibelakang Markas Resimen, dirumah tersebut
Aidit tinggal beberapa hari lamanya. Setelah mengambil Aidit dari Keparen Sri
Harto melaporkan tentang keberadaan Aidit, kepada para senior Pemuda-Pelajar
(Suhari alm. dan seorang lagi). Menurut keteranganya karena dia merasa ngeri, melihat
perkembangan keadaan, batalion TNI-AD, K, L dan M di Solo telah banyak disusupi
PKI. Demikian pula dengan CPM, sehingga banyak tahanan-tahanan penting dapat
lolos, antara lain seperti tokoh PKI anggauta Politbiro Ir.Sakirman, sopir Cina
penjemput Aidit dari Salatiga dll. Sri Harto percaya kepada para Pemuda-Pelajar
dan merasa aman, karena melihat sepak terjang dan perjoangannya sewaktu
bergerilya melawan Belanda, perang menumpas pemberontakan PKI 1948 dan waktu
itu dalam menghadapi G 30 S di Solo.
Setelah Sri
Harto memberi laporan tentang keberadaan Aidit tersebut, siasat segera disusun.
Untuk menambah kepercayaan Aidit, Sri Harto diberi pengawalan oleh dua orang
dari para Pemuda-Pelajar, sekaligus untuk mengawasinya, apakah Sri Harto jujur
atau tidak dan kepadanja diberi sepucuk pistol untuk peganganya . Oleh para
senior hal tersebut segera dilaporkan kepada Kol.Yasir yang rupa-rupanya kurang
percaya bahkan minta apa jaminanya jika bohong. Jawaban Suhari dia bersedia
ditembak mati apabila laporanya tidak benar, karena mereka itu berjoang
didorong oleh keyakinanya tiada pamrih pribadi demi untuk menegakkan Republik
Indonesia yang mereka ikut mendirikanya.. Keberadaan Aidit di Solo, sudah
beberapa hari dibuntuti, sesuai kesepakatan dengan Sri Harto. Laporan kepada
Kol.Yasir tersebut rupa-rupanya bocor. Rumah dimana Aidit ditempatkan, ternyata
digerebeg oleh sepasukan polisi yang selama itu tidak berperan aktif, dan
penyerbuan tersebut sama sekali tidak ada koordinasi, dimaksud hanya untuk
menciptakan kekalutan belaka. Kemudian ketahuan, bahwa Sekretaris Pekuper dari
Kol. Yasir, yaitu Letkol Muklis Ari Sudewo, adalah seorang komunis yang
mempengaruhi polisi untuk melakukan penyergapan, padahal selama kampanye
melawan G30S tidak berperan.
Sergapan
tersebut karena tanpa koordinasi, hampir menimbulkan bentrokan dengan Pemuda
Pelajar yang bertugas untuk mengamat-amati Aidit. Beruntung bahwa sebelumnya
Aidit sudah dipindahkan ke kampung Sambeng. Letnan Sembiring (terakhir jendral)
yang mengejarnya di Pati tetapi tidak berhasil menangkap, teryata memergoki
Muklis Ari Sudewo di Solo, ia menjadi orang kedua Pekuper. Dalam tubuh AD di
Solo masih banyak unsur-unsur komunis (bagian operasi, Kapt. Hardijo, CPM a.l
Lettu Abu) dll. Kericuhan dalam operasi sering terjadi karena Pemuda Pelajar
sering dijerumuskan kalau melakukan patroli terutama di malam hari,
rupa-rupanya unsur-unsur PKI sudah terlebih dahulu diberitahu. Tetapi berkat
pengalaman, dapat mencium gelagat yang tidak baik dan tipuan-tipuan tersebut
dapat dihindari.
Maka setelah
itu mereka membuat gerak tipu sendiri sehingga dapat menangkap banyak unsur PKI
dan merampas persenjataanya. Kekalutan di Solo ditambah dengan sering
bentroknya golongan Islam dengan golongan Nasionalis yang juga banyak dari
mereka itu yang diadu domba dan menjadi korban dibantai oleh komunis,
menjadikan keadaan bertambah rawan. Sri Harto adalah Ketua SBIM (Sarekat Buruh
Industri Metal) di pabrik panci Blima. Bapaknya Sri Harto adalah seorang dari
kalangan atas Mangkunegaran, KRT. Sutarwo Hardjomiguno, lincah luwes hingga
mampu kekanan-kekiri (kemungkinan besar berada dalam jaringan Van der Plas,
karena dapat ketempatan Aidit tanpa bocor). Kakak Sri Harto menjadi Asisten
Wedana (PKI) di Klego daerah Boyolali, yang dinilai banyak merugikan dan
menteror rakyat, maka dihabisi oleh rakyat sendiri.. Sri Harto mendapatkan
kepercayaan untuk menjadi penghubung Bandrio - Aidit, tetapi karena dia kurang
teguh dan ngeri akhirnya membuka kedoknya sendiri, mencari selamat dengan
melaporkan tentang keberadaan Aidit di Solo tersebut kepada para senior Pemuda
Pelajar.
(23). Aidit
Tertangkap Saat rumah dimana Aidit tersebut ditempatkan digerebeg oleh
sepasukan polisi, Aidit sudah dipindahkan ke kampung Sambeng. Sore harinya
Kol.Yasir melakukan operasi penggerebegan baik ke rumah dimana Aidit
ditempatkan pada waktu siangnya maupun ke seluruh kampung.Tetapi hingga sekitar
pukul 22.00 malam, Aidit belum juga dapat diketemukan. Kemudian operasi
dihentikan dan pasukan tentara ditarik dari kampung Sambeng, beberapa
ditinggalkan untuk mengamat-amati. Para senior Pemuda-Pelajar yang memberikan
laporan kepada Kol.Yasir merasa sangat terpukul dan kecewa, karena selain kena
tuduhan pembohong juga telah memberikan jaminan, jika bohong, bersedia untuk
ditembak mati. Mereka berkeyakinan bahwa Aidit pasti masih berada dirumah
dimana siangnya ditempatkan atau paling tidak masih dikampung Sambeng tersebut.
Para senior Pemuda-Pelajar, kemudian mengambil inisiatif untuk menggeledah dan
memagar betis kampung dan rumah tersebut dengan mengerahkan teman-temannya,
meskipun mereka menanggung risiko karena berlakunya jam malam.
Terutama
rumah yang sudah digeledah tersebut digeledah lebih intensif lagi, tetapi tetap
tidak diketemukan Aidit. Hanya didalam sebuah almari yang kosong dan menempel
rapat dengan dinding penyekat rumah ditemukan sebuah celana dalam, berinitial
DA, yang diduga adalah milik Aidit. Rumah tersebut dihuni oleh seorang yang
sudah tua, seorang pensiunan pegawai Bea & Cukai bersama cucunya yang gadis
remaja. Sudah susah payah dari pagi sampai tengah malam belum juga mendapat
hasil, salah seorang senior Pemuda-Pelajar menemukan akal, dengan menggertak
orang tua penghuni tersebut, jika tetap tidak mau mengaku dimana Aidit berada,
cucunya akan dipermalukan didepannya. Dengan gertakan demikian orang tua
tersebut akhirnya mengaku bahwa Aidit berada dibelakang almari kosong tersebut.
Sewaktu dibantah mana mungkin, karena almari tersebut rapat dengan dinding.
Mendapat
jawaban, bahwa dinding belakang almari tersebut merupakan pintu dan dinding
sekat rumah tersebut yang rangkap dengan rongga sekitar 50-60 cm. Ternyata
waktu dinding belakang almari tersebut dibuka, Aidit masih berada didalam
rongga dinding sekat rumah tersebut Aidit disilahkan keluar dan kemudian
diserahkan kepada Kol.Yasir langsung di Lojigandrung. Operasi penggeledahan
tahap kedua yang dilakukan oleh para Pemuda Pelajar ini, didampingi oleh Letnan
Ning, hingga merupakan tindakan yang berada dibawah petugas resmi.
(24). Aidit
Dihabisi Tertangkapnya Aidit tersebut segera dilaporkan ke Jakarta oleh Kolonel
Yasir, kemudian diperintahkan langsung oleh Jendral Soeharto agar pada
kesempatan pertama Aidit dibawa ke Jakarta. Konon kemudian didapat kabar bahwa
dalam perjalanan ke Jakarta tersebut ditengah jalan Aidit dihabisi dan tak
tentu rimbanya. Hal ini menimbulkan tanda tanya, mengapa seorang tokoh yang
demikian penting, selain Sekjen PKI, juga menyandang jabatan resmi sebagai
Menko dihabisi begitu saja? Mengapa tidak dikorek keteranganya hingga tuntas
dan diajukan ke Pengadilan hingga masyarakat umum mengetahui secara terbuka.
Dalam hal ini sangat terasa adanya sesuatu yang disembunyikan dan merupakan
misteri besar. Apakah ada hubunganya dengan kemisteriusan tokoh Aidit?
Tertangkapnya Aidit di Solo ini membuka tabir adanya hubungan Aidit dengan
Bandrio dan dengan jaringan Van der Plas ( a.l. Jendral Soeharto, yang
memerintahkan menghabisi). Suatu konspirasi yang sangat kejam dan telah memakan
korban besar dikalangan rakyat.banyak, baik yang komunis maupun yang non
komunis.
(25). Sekutu
- CIA - MI6 (Van der Plas Connection) Apabila ditelusuri lebih mendalam, dalam
rangka untuk lebih menjamin kepentingan Sekutu (politik, ekonomi dan keamanan
di Indonesia) Amerika dan sekutunya merasa perlu untuk menggulingkan Presiden
Soekarno dan memecah-belah Indonesia menjadi beberapa negara, menyingkirkan
para perwira yang berdedikasi dan menghapus PKI. Kegagalan yang dialami Amerika
dan sekutunya dalam meluncurkan projek pemberontakan PRRI-Permesta membuatnya
sadar setelah mendapat advis dari Blanda, bahwa pendekatan dari daerah untuk
menyingkirkan Presiden Soekarno adalah kesalahan yang fatal dan sulit untuk
dapat berhasil. (26). Peranan Van der Plas Connection Sekutu mulai melakukan
pendekatan ke Pusat.
Kepada
Jakarta mulai ditawarkan untuk membeli pesawat angkut raksasa Hercules,
Indonesia diberi bantuan stasiun komunikasi beserta perlengkapanya yang dapat
menjangkau seluruh wilayah Indonesia (dengan demikian Sekutu dapat menyadap
semua perintah-perintah dari pusat maupun daerah), kepada para perwira
Indonesia diberi kesempatan untuk belajar ke Amerika, diadakan program Civic
Mission dan perwira pelaksananya dilatih di Amerika beberapa bulan, juga
dikirim ke Indonesia Peace Corps. Para sarjana sipil dan mahasiswa diberi bea
siswa untuk belajar ke Amerika. Para kader Dr.Soemitro Djojohadikusumo
berbondong-bondong berangkat belajar ke Amerika dan kembali menggondol
gelar-gelar akademis yang diperlukan untuk mengajar di Universitas. Hubungan
yang semula tegang menjadi cair, tidak ada pesta atau resepsi di Kedutaan
Amerikayang tidak mengundang para sarjana yang kira-kira berpotensi. (27). Van
der Plas Connection Menemukan Jagonya Bersamaan dengan dilaksanakanya
program-program tersebut diatas,dengan diam-diam dilakukan talent scouting
(mencari calon jago berbakat) oleh perwira tinggi dari bagian sandi yang
ternyata berada dalam jaringan Van der Plas.
Calon jago
adalah perwira-perwira dengan kriteria, avonturir, berani malu, berani mati,
doyan duit, berpengalaman dan berhasil dalam berpetualang serta telah
menikmatinya. Ditemukan seorang perwira yang memenuhi kriteria tersebut,ialah
seorang kolonel asal Jawa Tengah dan pernah menduduki posisi tertinggi
ditempatnya sebagai Panglima Divisi,yaitu Kolonel Soeharto. Malahan padanya
ditemukan faktor lain yang sangat penting,yaitu menaruh dendam kesumat kepada
para perwira atasannya, terutama anggauta Tim Pengusut MBAD dan rival berat A
yani juga kepada Presiden Soekarno yang menandatangani Surat Keputusan
pemecatanya sebagai Panglima Divisi Diponegoro. Maka terpilihlah Kolonel
Soeharto untuk dijadikan jago utamanya. Kepada Kol. Soeharto setelah selasai
pendidikan di SSKAD, diciptakan jabatan yang sebelumnya tidak ada, yaitu suatu
Kesatuan baru ialah TJADUAD (Cadangan Umum Angkatan Darat) Kol. Soeharto dijadikan
Panglimanya.
Beberapa
waktu kemudian diadakan KOGA (Komando Siaga) dan dia menjadi salah satu
anggauta pimpinannya. Beberapa waktu kemudian diadakan kampanye untuk menyerbu
Irian Barat, Soeharto menjadi Panglimanya. Setelah selesai kampanye Irian
Barat, Soeharto dengan pangkat Mayor Jendral dijadikan Panglima, KOSTRAD. (28).
Sang Jago Melaksanakan Tugas Setelah Majen Soeharto menduduki pimpinan Kostrad,
terjadilah G30S sesuai agenda waktu daridari Van der Plas connection (atas
pesanan Amerika dan sekutunya). Dari peristiwa G30S tersebut, terlihat dengan
jelas adanya jalur-jalur konspirasi kaum ex kolonialis, yang sampai kini, masih
merajut dengan jalur-jalurnya pada sistem kekuasaan negara kita. Dengan melalui
Van der Plas connection, pertama terlihat jalur lewat DR. Bandrio.
Dia yang
sangat berambisi untuk menggantikan kedudukan Presiden Soekarno (didukung oleh
induk jaringanya), tetapi terhalang oleh Yani dan Nasution.(Dewan Revolusi yang
dia sponsori mendapat dukungan hanya dari Utomo Ramelan-yang sejaringan dengan
Bandrio dalam Van der Plas Connection). Kedua adalah jalur PKI, atas rintisan
Sam Kamaruszaman bersama DN Aidit dengan menciptakan kondisi-kondisi politik
dengan strategi baru sehingga PKI yang belum siap terjebak didalamnya. Ketiga
adalah lewat Jendral Soeharto yang melancarkan operasi intel (menghapus jejak
dengan cara menyingkirkan atau menghabisi orang/organisasi yang telah berhasil
mencapai tujuan atau sasarannya, seperti.G30S yang seminggu setelah terjadi,
dibelakangnya diberi label PKI, meskipun Letkol Untung termasuk jalur PKI,
tetapi juga juga termasuk jalur Jendral Soeharto).
Letkol
Untung yang telah berhasil menghabisi para jendral anggauta Tim Pengusut MBAD
kemudian juga dihabisi. Dan Perwira Tinggi yang telah melakukan mencuci het
vuile was (melaksanakan pekerjaan kotor) masih beruntung hanya disingkirkan
keluar negeri, mengingat dia adalah orang penting di Kostrad. (29). Lobang
Buaya Dalam bulan Maret 1965 Deputi operasi Angkatan Udara, Laksda Ud Sri
Mulyono sesuai instruksi, memerintahkan untuk dilaksanakan latihan militer bagi
para sukarelawan Ganyang Malaysia. Perwira pelaksana latihan tersebut adalah
May.Ud.Soejono, latihan dimulai tanggal 5 Mei 1965. Masih dalam bulan Mei 1965
terjadi serah terima tugas tersebut dari Laksda Ud.Sri Mulyono kepada Komodor
Ud. Dewanto. Dewanto mengadakan inspeksi ternyata ditemukan, bahwa yang dilatih
tersebut hanya dari unsur komunis yaitu Pemuda Rakyat dan Gerwani. Oleh Dewanto
diperintahkan agar latihan pada awal bulan Juni dihentikan dan digantikan dari
unsur-unsur Nasionalis dan Agama kepada May.Ud.Soejono.
Ternyata
perintah atasan tersebut oleh May.Ud Soejono diabaikan dan kedua organisasi
yaitu Pemuda Rakyat dan Gerwani masih berlanjut sampai terjadinya G30S pada
awal Oktober.Lokasi latihan adalah dikebon karet berdekatan dengan bahkan
mungkin termasuk wilayah Pangkalan Udara Halim yang ada sumur tuanya. Tiga hari
kemudian setelah diketemukanya mayat para jendral yang dimasukkan ke dalam
sumur tua tersebut, masyarakat menjadi geger. Dengan tayangan dengan narasi
yang lancar dibarengi dengan statement tentang G30S oleh Jendral Soeharto di
lokasi mayat-mayat korban diangkat satu persatu.
Ini
merupakan skenario yang sempurna dan dramatis,berhasil menggoncangkan psikologi
rakyat. Dari tayangan ini ditimbulkan kesan yang menggores hati rakyat
banyak,karena tertayangkan siapa-siapa yang menjadi bandit dan siapa
pahlawannya. Suatu rekayasa yang sempurna, maka timbul pertanyaan, bagaimana
seorang bawahan (May.Ud.Soejono) berani mengabaikan perintah atasannya, dalam
hal ini Komodor Dewanto, jika tidak ada backing yang lebih tinggi dan kuat.
Dengan demikian maka berlanjutlah keberadaan Pemuda Rakyat dan Gerwani di
Lobang buaya.Siapa yang berada dibelakang peristiwa-peristiwa itu semua?
No comments:
Post a Comment