Saturday 22 August 2015

Prasasti Kerajaan SRIWIJAYA

ABAD VII

Prasasti Kedukan Bukit (Palembang)


Berangka tahun 604 S (682 M), berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.
Isi tentang : Dapunta Hyang manalap siddhayatra dengan perahu pada tanggal 11 paro terang (suklapaksa), bulan waisaka, tahun 604 S; Pada tanggal 7 paro terang bulan Jyestha Dapunta Hyang berangkat dari Minanga membawa tentara dua laksa dan 200 peti (kosa) perbekalan dengan perahu, serta 1312 orang tentara berjalan di darat, datang di suatu tempat yang bernama ma.... ; pada tanggal 5 paro terang, bulan Asadha dengan sukacita mereka datang di suatu tempat dan membuat kota (wanua) dan kerajaan Sriwijaya memperoleh kemenangan, perjalanannya berhasil dan seluruh negeri memperoleh kemakmuran.


Prasasti Talang Tuo (Palembang)

Berangka tahun 606 S (684 M), berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Isi tentang : pembuatan kebun Sriketra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga, untuk kemakmuran semua makhluk. Di samping itu ada juga doa dan harapan yang menunjukkan sifat agama Buddha.


Prasasti Telaga Batu (Palembang)

Tidak bertarikh, berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Isi tentang : kutukan-kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan dan tidak taat kepada perintah raja; juga memuat data-data bagi penyusunan ketatanegaraan Sriwijaya.



Prasasti Kota Kapur (Pulau Bangka)

Berangka tahun 608 S (686 M). Isi tentang : kutukan kepada mereka yang berbuat jahat, tidak tunduk dan setia pada raja akan celaka. Keterangan yang terpenting adalah mengenai usaha Sriwijaya untuk menaklukkan bhumi Jawa yang tidak tunduk kepada Sriwijaya.
- Prasasti Karang Brahi (Jambi Hulu)
- Prasasti Palas Pasemah (Lampung Selatan)
- Fragmen (prasasti singkat)



ABAD VIII

Prasasti Ligor A (Muangthai)

Berangka tahun 775 M. Isinya menyebut tentang seorang raja Sriwijaya serta pembangunan trisamaya caitya untuk Padmapani, Sakyamuni, dan Vajrapani.


Prasasti Ligor B

Tidak berangka tahun. Isinya menyebut tentang seorang raja bernama Wisnu dengan gelar Sarwarimadawimathana atau pembunuh musuh-musuh yang sombong tiada bersisa. (bandingkan dengan prasasti Kelurak, 782 M).




ABAD IX

Prasasti Nalanda (India)

Tidak berangka tahun. Dikeluarkan oleh raja Dewapaladewa. Isinya tentang pendirian bangunan biara di Nalanda oleh raja Balaputradewa, raja Sriwijaya yang menganut agama Budha. Selain itu disebutkan juga kakek raja Balaputradewa yang dikenal sebagai raja Jawa dan bergelar Sailendrawamsatilaka, Sri Wirawairimathana atau permata keluarga Sailendra pembunuh musuh-musuh yang gagah perwira.

Ia mempunyai anak bernama Samaragrawira yang kawin dengan Tara, anak raja Dharmasetu dari Somawangsa. Disebutkan juga permintaan kepada raja Dewapaladewa untuk memberikan tanah-tanahnya sebagai sima untuk biara. (bandingkan dengan prasasti kelurak dan wantil 856 M)



Abad X

Kronik Dinasti Sung (Cina) :
- Tahun 960 M, raja Se-li Hu-ta-hsia-li-tan mengirim utusan ke Cina.

- Tahun 962 M, She-li Wu-yeh mengirimkan utusan.

- Tahun 971, 972, 974 dan 975 M, datang beberapa utusan ke Cina, tetapi tidak menyebutkan nama rajanya.

- Tahun 980 dan 983 M, datang utusan dari raja Hsia-she.

- Tahun 983 M, Fa-yu pendeta Cina ketika pulang dari India singgah di San-fo-tsi dan berjumpa dengan pendeta India Mi-mo-lo-she-li (Vimalasri) yang akan pergi ke Cina.

- Tahun 988 M, datang seorang utusan dari San-Fo-tsi di Cina, setelah dua tahun tinggal di Cina, ia pergi ke Kanton dan mendengar bahwa negaranya diserang She-po.

Terpaksa ia tinggal setahun lagi di Cina. Pada tahun 992 M, ia berlayar kembali ke Campa, tetapi karena tidak ada kabar apa pun tentang negerinya, ia kembali ke Cina dan meminta perlindungan kaisar Cina.



ABAD XI

- Tahun 1003, raja San-fo-tsi, Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tiau-hwa (Sri Cudamaniwarmadewa) mengirim utusan ke Cina, sampai dua kali.

- Tahun 1008, tiba utusan dari San-fo-tsi yang dikirim oleh raja Se-li-ma-la-pi (Sri Marawi).

- Tahun 1017, Ha-chi-su-wu-ch’a-p’u-mi mengirim utusan ke Cina.

- Piagam Leiden (India), berangka tahun 1006 M. Prasasti ini dikeluarkan oleh raja kerajaan Cola yang bernama Rajakesariwarman yang dikenal dengan Raja raja I. Isinya menyebutkan bahwa pada tahun 1006 M, Marawijayatunggawarman meresmikan wihara di India yang diberi nama Cudamaniwarmavihara atas ijin dari Rajakesariwarman, raja-raja I dari Cola.

- Prasasti Tanjore (India), berangka tahun 1030, dikeluarkan oleh raja Cola yang bernama Rajendracoladewa. Disebutkan bahwa pada tahun 1017 pasukannya menyerang kerajaan Swarnabhumi (Sumatera). Serangan itu diulang kembali pada tahun 1025, rajanya yang bernama Sanggramawijayatunggawarman berhasil ditawan oleh pasukan Cola, tetapi akhirnya Sanggramawijaya dilepaskan.

- Tahun 1028, raja San-fo-tsi, Sridewa, mengirim utusannya ke Cina.

- Prasasti yang ditemukan di India, berangka tahun 1068, yang dikeluarkan oleh Wirarajendra, menyebutkan bahwa tentara Cola menyerang lagi Suwarnabhumi.

- Tahun 1068, tiba utusan yang dipimpin oleh Ti-hwa-ka-lo, utusan ini tiba lagi pada tahun 1073, 1075.

- Prasasti Kanton (Cina), berangka tahun 1079. Isinya bahwa raja Ti-hwa-ka-lo dari San-fo-tsi memberi bantuan untuk memugar sebuah kelenteng di Kanton.



ABAD XII

- Sumber Cina menyebutkan pada tahun 1156 raja Srimaharaja mengirim utusan ke Cina , juga pada tahun 1178.

- Prasasti Srilanka, diperkirakan abad XII, menyebutkan bahwa : Suryanaraya dari wangsa Malayupura dinobatkan sebagai maharaja di Suwarnapura. Pangeran Suryanarayana menundukkan Manabhramana.

- Prasasti Grahi, berangka tahun 1183 menyebutkan nama seorang raja Srimat Trilokyaraja Maulibhusanawarmadewa memerintahkan mahasenapati Jalanai yang memerintah Grahi untuk membuat arca Budha.



ABAD XIII

- Buku Chu-fan-chi yang ditulis oleh Chou Ju Kua menyebutkan bahwa Chan-pi yang pada mulanya adalah Mo-lo-yeu, tidak termasuk dalam daerah jajahan San-fo-tsi.

- Buku Ling-wai-tai-ta, menyebutkan bahwa pada tahun 1079, 1082 dan 1088 Chan-pi mengirim utusan ke Cina atas kehendak sendiri. Mula-mula Chan-pi ada di bawah kekuasaan San-fo-tsi, tetapi setelah berperang Chan-pi mengangkat seorang raja sendiri. Sedangkan Tan-ma-ling, Ling-ya-si-kia, fo-lo-an, Lan-wu-li, Sun-to dan Kien-pi, walaupun letaknya berjauhan, termasuk daerah jajahan San-fo-tsi.

- Prasasti Chaiya (Candra Bhanu, Malaysia Barat), berangka tahun 1230. Menyebutkan tentang : raja Tambralingga, Candra Bhanu, Sri Dharmaraja menyamakan diri dengan raja Asoka, jasa-jasanya terhadap umat manusia disamakan dengan bulan dan matahari.

- Prasasti Amoghapasha (Jambi), berangka tahun 1286. Menyebutkan bahwa raja Kertanegara telah menghadiahkan arca amogapasha pada raja Suwarnabhumi yang bernama Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa. Raja dan rakyatnya sangat gembira.



ABAD XIV

- Tahun 1370, 1371 datang utusan dari San-fo-tsi

- Tahun 1373, 1374 datang utusan raja Ma-na-ha-pau-lin-pang di Cina.

- Tahun 1376 raja Tan-ma-sa-na-hu meninggal dan digantikan oleh raja wu-li dan pada tahun itu san-fo-tsi telah ditundukkan oleh Jawa.


No comments:

Post a Comment