Saturday 22 August 2015

Prasasti - Prasasti

Prasasti Kutai I

Transkripsi:
srimatah sri-narendrasya,
kundungasya mahatmanah,

putro svavarmmo vikhyatah,
vansakartta yathansuman,
tasya putra mahatmanah,
trayas traya ivagnayah,
tesan trayanam pravarah,
tapo-bala-damanvitah,
sri mulawarmma rajendro,
yastva bahusuvarnnakam,
tasya yajnasya yupo „yam,
dvijendrais samprakalpitah.

Terjemahan:

Sang Maharaja Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman (= dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat banyak. Buat peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.


Prasasti Kutai II

Transkripsi:
srimad-viraja-kirtteh
rajnah sri-mulavarmmanah punyam
srnvantu vipramukhyah ye canye sadhavah purusah bahudana-jivadanam sakalpavrksam sabhumidanan ca tesam punyagananam yupo „
yan stahapito vipraih.

Terjemahan:

Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang tekemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat peringatan).



Prasasti Kutai III

Transkripsi:
sri-mulavarmmano rajnah
yad dattan tilla-parvvatam
sadipa-malaya sarddham yupo „
yam likhitas tayoh

Terjemahan:

Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, 
yakni segunung minyak (kental),
dengan lampu serta malai bunga.


Prasasti Kutai IV

Transkripsi:
srimato nrpamukhyasya
rajnah sri-mulawarmmanah danam punyatame ksetre yad dattam vaprakesvare dvijatibhyo‟
gnikalpebhyah. vinsatir ggosahasrikam tansya punyasya yupo „
yam krto viprair ihagataih.

Terjemahan:
Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang suci (bernama) Waprakeswara. Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh para Brahmana yang datang ke tempat ini.


Yang menarik perhatian adalah dari prasasti-prasasti Kutai secara tersirat dapat disimpulkan bahwa:

Pertama, Sang Kundungga adalah nama asli pribumi Indonesia karena dalam kebudayaan India tidak pernah mengenal nama ini.

Kedua, yang lebih menarik adalah Sang Aswawarman dianggap sebagai pendiri kerajaan (=Vansakartta), dan bukan Sang Kundungga yang notabenenya adalah maharaja dan ayah dari Aswawarman.

Timbulah pertanyaan: apakah dalam kerajaan Kutai yang dianggap sebagai pendiri kerajaan adalah mereka yang telah menggunakan kebudayaan India dalam hal nama dan agama? Apakah budaya India dan agama Hindu mulai digunakan pada masa Aswawaram? Jika demikian, maka Sang Kundungga adalah raja Kutai yang belum tersentuh nafas kebudayaan India atau mungkin ia tidak menganut agama Hindu karena setia pada ajaran kepercayaan lokal nenek moyangnya yaitu animisme, dinamisme, atau totemisme.

Sangat mungkin bila Aswawarman beserta keluarga kerajaan lainnya melakukan perjalanan suci ke tanah India untuk belajar ilmu agama Hindu dan kembali ke Kutai dengan mengadakan upacara Vratyastoma8 dan Aswawarman ditetapkan sebagai Ksatria (untuk waisya dan sudra terbentuk dengan sendirinya sesudah dua yang pertama terbentuk).



PRASASTI TUGU


Transkripsi:
pura rajadhirajena guruna pinabahuna

khata khayatam purimprapya candrabagharnnavam yayau
pravarddhamana-dvavinsad-vatsare srigunaujasa
narendradhvajabhutena srimata purnnavarmmana
parabhya phalgune mase khata krsnatasmitithau
caitrasukla taryosdsyam dinais siddhaikavinsakaih
ayata satrasahasrena dhanusam sasaterna ca
dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka
pitamahasya rajasser vvidarya sibiravanim

brahmanair ggo-sahasrena prayati krtdaksina.

Terjemahan:

Dulu kali (yang bernama) – Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan mempunyai tangan kencang dan kuat, (yakni raja Purnnawarmman) buat mengalirkannya ke laut, setelah (kali ini) sampai di istana kerajaan yang termashur.

Di dalam tahun kedua-puluhnya dari takhta yang mulai raja Purnnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji segala raja, (maka sekarang) beliau menitahkan pula menggali kali yang permai dan berair jernih, Gomati namanya, setelah sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman yang mulia Sang Pendeta nenek-da (Sang Purnnawarmman).

Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal 8 paro petang bulan Phalguna dan disudahi pada hari tanggal 13 paro-terang bulan Caitra, jadi hanya 21saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan baginya dilakukan oleh para Brahmana disertai 1.000 ekor sapi yang dihadiahkan.



PRASASTI KOLEANGKAK atau
PASIR JAMBU / KEBON JAMBU

Transkripsi:
Sriman-data krtajno narapatir-asamo yah pura/ta/r/u/maya/
M// namna sri-purnnawarmma pracura-ripusarabhedyavikhyatavarmmo
Tasyedam-padavimbadvayam-arinatgarotsadane nityadaksambhak-
Tanam yandripanam-bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam.


Terjemahan:
Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugas-tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya-yang termashur sri Purnnawarmman-yang sekali waktu (memerintah) di Taruma dan yang baju zirahnya yang terkenal (= varmman) tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya.




PRASASTI KEBON KOPI


Transkripsi:
jayavisalasya tarume (ndra) sya ha (st) inah-(sira) vatabhasya
vibhatidam-padavayam.


Terjemahan:

Di sini tampak sepasang tapak kaki…yang seperti Airwata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam… dan (?) kejayaan.




PRASASTI CIDANGHIANG / LEBAK-BANTEN

Transkripsi:
vikranto „yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra (mah) naren-
draddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah.

Terjemahan:
Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja.




PRASASTI CIARUTEUN

Transkripsi:
vikrantasyavanipateh
srimatah purnawarmanah
tarumanagarendrasya

visnor iva padadvayam

Terjemahan:
Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa Wishnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia.





PRASASTI BATUTULIS

Prasasti Batutulis ditemukan di Desa Batutulis di pinggir kota Bogor, menerangkan adanya sebuah kerajaan yang bernama Pajajaran. Prasasti ini memuat angka tahun dalam bentuk candrasangkala.

Transkripsi:
1. “… pun. ini sakakala prebu ratu purana pun. diwastu.
2. diva wingaran ( 1. dingaran) prebu guru dewataprana diwastu dijadingaran sri.
3. baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran. sri sang ratu de-
4. wata pun ya nu nyusuk na pakwan, dija anak rahiyang ni-
5. kala sasida mokta di guna tiga. i (n) cu rahiyang niskala wastu
6. ka (n) cana sasida mokta ka nusa lara (ng) ya siya nu nyiyan sakaka-
7. la gugunungan ngabalay nyiyan samida nyiyan sa (ng) hiyang talaga
8. rena mahawijaya. ya siya pun. i saka panca pandawa…ban bumi.


Tafsiran dari para ahli:

A. Dari segi Candrasangkala: ”panca pandawa…ban bhumi.”
Poerbatjaraka membaca bagian yang kosong menjadi ngeban atau nge(m)ban = 1225 S / 1333 M
C.M. Pleyte membacanya dengan e(m)ban = 1455 S / 1533 M

B. Isi Prasasti:
Menurut Poerbatjaraka, prasasti ini ditulis untuk memperingati pendirian Kerajaan Pajajaran. Namun pendapat baru menafsirkan bahwa prasasti ini merupakan tanda ritual karena prasasti ini dibuat
jauh setelah raja yang disebut didalamnya (Ratu Purana) meninggal dunia.

No comments:

Post a Comment